askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15

Minggu, 26 Februari 2017

KESEHATAN

Cara mengobati diabetes kering secara tradisiona

Diabetes Kering – Penyakit Diabetes atau sering di sebut juga dengan penyakit Kencing manis merupakan  penyakit yang di sebabkan oleh meningkatnya kadar gula didalam tubuh secara menerus. Disebut dengan penyakit diabetes kering, karena pada seseorang yang menderita penyakit diabetes kering ada kecenderungan bahwa tubuh penderita mengalami penyusutan berat badan tubuh secara drastis sehingga terlihat kurus dan kering. Penyakit diabetes biasanya terjadi pada seseorang yang mengalami obesitas dan orang yang sudah lanjut usia.


Perbedaan diabetes kering dan basah

Pada penderita diabetes kering pada umumnya mempunyai ciri-ciri fisik yang juga terlihat dari seorang penderita diabetes. Sedangkan diabetes basah adalah keadaan diabetes seseorang yang mengalami infeksi luka di bagian tubuh yang sudah mengering dan susah di sembuhkan. Luka ini akan lebih lama mongering karena kadar gula yang tinggi membuat proses pengeringan pada luka menjadi terganggu.


Penyebab Diabetes Kering

Penyebab diabetes kering ini biasanya hanya terjadi pada mereka yang menderita penyakit diabetes tanpa disertai dengan adanya luka atau juga terjadinya infeksi, sedangkan pada penyakit diabetes basah lebih pada mereka yang mempunyai komplikasi luka yang sulit mengering dan sulit untuk disembuhkan.
Penyebab diabetes kering lebih sering terjadi pada mereka yang mempunyai gula darah terkontrol dengan baik, tidak tinggi, sehingga walaupun terjadi luka, maka luka akan lebih mudah untuk ditangani dan selain itu juga bisa cepat pulih. Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab diabetes kering :
  • Pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur secara baik.
  • Konsumsi makanan yang mengandung rasa manis secara berlebihan, makan makanan ringan terlalu banyak, soft dirink dan makanan lainnya.
  • Kelebihan berat badan atau Obesitas.
  • Faktor genetik atau faktor keturunan.
  • Efek dari Obat-obatan kimia
  • Kebiasaan buruk dan pola hidup tak sehat.

Cara mengobati diabetes kering secara tradisional


Upaya Pencegahan Diabetes Kering

Upaya pencegahan terhadap bahaya sakit diabetes kering tidak bisa di pisahkan dari segi penyebabnya, termasuk dalam hal ini adalah menghindari beberapa jenis makanan yang bisa memicu resiko diabetes kering. Berikut beberapa jenis makanan yang bisa anda batasi / hindari sebagai salah satu upaya pencegahan diabetes kering :
  1. Permen – makanan jenis permen mempunyai kandungan gizi dan karbohidrat yang rendah sehingga berpotensi menambah berat badan dan juga kadar gula darah naik.
  2. Jus buah – Makan jenis ini kurang baik jika dikonsumsi oleh pendrita penyakit diabetes. Kandungan gula yang ada dalam jus buah akan menyebabkan naiknya kadar gula darah didalam tubuh.
  3. Kismis – Jenis buah kismis dan beberapa jenis buah lainnya bisa juga mengakibatkan kenaikan pada gula darah Anda jika di konsumsi secara berlebihan.
  4. Pancake – Mengkonsumsi pancake bisa menjadi pemicu naiknya karbohidrat didalam tubuh. Batasi atau hindari mengkonsumsi makanan jenis ini secara berlebihan.
  5. Kentang goreng – Kentang meruapan jenis makanan yang banyak di gemari oleh masyarakat pada umumnya. Namun dengan konsumsi kentang secara terus terusan bisa menambah berat badan secara cepat dan pada akhirnya beresiko besar mengalami kenaikan gula darah didalam tubuh.

Cara mengobati diabetes kering secara tradisional

Selain upaya pencegahan. bagi penderita diabetes kering bisa melakukan beberapa upaya pengobatan termasuk salah satunya adalah pengobatan secara tradisional. Pengobatan tradisional adalah upaya pengobatan dengan memanfaatkan beberapa jenis / bahan alami tradisional yang bisa di dapatkan di lingkungan sekitar. Berikut beberapa jenis makanan atau bahan alami tradisional yang bisa anda manfaatkan untuk pengobatan diabetes kering :


1. Tapak Dara


Image result for gambar tapak dara             

Tapak dara adalah salah satu jenis tanamaan tradisonal yang banyak sekali di manfaatkan untuk pengobatan secara herbal termasuk sebagai upaya pengobatan diabetes kering. Dalam tanaman tapak dara mempunyai kandungan alkaloid yang bisa bekerja dalam membantu mengatasi penyakit diabetes. Dengan kandungan alkaloid maka gula darah bisa diatasi dan juga bisa membantu dalam mengatasi masalah produksi insulin didalam tubuh.


02. Sambiloto


Image result for gambar sambiloto

Tentu sudah banyak yang tau tentang manfaat tanaman satu ini. Daun sambiloto mempunyai kandungan flavonoid yang sudah terbukti sangat ampuh dalam membantu menurunkan kadar gula darah dan akan membantu dalam memproduksi insulin didalam tubuh. Cara meramunya juga mudah, cukup anda rebus daun sambiloto lalu di munim sari aor rebusannya.


03. Pegagan


Image result for gambar pegagan

Pegagan adalah salah satu jenis tanaman tradisional yang mempunyai banyak manfaat positif dan terbukti bisa menyembuhkan beberapa jenis penyakit, salah satunya adalah membantu dalam menurunkan kadar gula darah sehingga akan sangat baik dikonsumsi oleh mereka yang menderita penyakit gula kering. Kandungan anti toksin dan anti infeksi dalam pagagan dapat bekerja dengan baik sebagai obat tradisional.


04. Cabai


Image result for gambar cabe

Cabai merupakan salah satu rempah-rempah bumbu dapur yang sangat baik untuk dikonsumsi oleh penderita penyakit diabetes. Hal ini karena adanya kandungan zat karotenoid didalamnya yang bisa membantu dalam menstabilkan kadar gula darah didalam tubuh.


05. Kedelai


Image result for gambar kedelai

Kedelai adalah salah satu jenis bahan makanan yang baik di konsumsi bagi penderita diabetes kering. Dalam kedelai terdapat kandungan gizi protein stabil yang dapat membantu dalam mengurangi pengeluaran urin yang tinggi.


06. Pare


Image result for gambar pare

Pare merupakan salah satu jenis makanan yang sangat baik dikonsumsi oleh penderita penyakit diabetes kering. Kandungan zat besi, serat dan juga kalsium didalamnya dengan jumlah yang sesuai ini sangat baik untuk membantu mengantasi sakit diabetes kering. Jenis buah pahit ini selain baik untuk penderita diabetes kering, baik juga bagi penderita diabetes basah karena kandungan gula yang ada didalamnya cukup rendah.
Demikian resep pengobatan diabetes ini, semoga tulisan ini bermanfaat baik yang sudah terkena penyakit diabetes, maupun sebagai penjagaan bagi yang belum. Selamat mencoba.

Jumat, 24 Februari 2017

DUNIA PENDIDIKAN

Disiplin Dalam Merencanakan dan Mengaplikasikan Standar Isi dan Proses Pembelajara

Latar Belakang
Menerapkan standar isi dan proses pembelajaran sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan pendidikan telah menjadi pergerakan nasional dan menjadi bagian dari pembicaraan formal setiap hari. Ironisnya pembaharuan terdepan muncul dalam bentuk peningkatan hardware pada tiap sekolahsehingga peningkatan mutu pendidikan telah berdampakpendidikan semakin mahal. Kelas yang ber-AC dan akses internet telah menjadi penanda kemajuan yang kasat mata dan penggunaan bahasa Inggris meningkat tajam yang disertai dengan meningkatnya motivasi guru untuk meningkatkan kompetensinya.
Namun semakin kuat semangat pembaharuan itu, semakin besar kesadaran bahwa target yang diharapkan semakin jauh. Kembali ke jati diri pendidikan, bagaimana kita meningkatkan mutu pembelajaran bertaraf internasional dari standar isi dan proses?
Apakah itu standar?
Standar dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 diberi makna kriteria minimal. Standar berarti batas, patokan, syarat yang harus dicapai dalam proses peningkatan mutu. Batas-batas itu harus terukur sehingga harus jelas indikatornya.
Menurut Douglas (2002:7) standar itu aturan permainan yang terbuka. Digambarkan seperti pada saat anak-anak bermain congklak, salah satu anak berteriak: Kamu bohong! Dalam aktivitas anak-anak terdapat standar permainan. Standar itu pasti, misalnya dalam standar batas nilai minimal membantu siswa mencapai target. Standar itu ukuran keahlian atau kompetensi. Standar itu prestasi yang patut dicontoh. Standar itu tantangan. Standar itu hasil kesepakatan. Ditegasnya pula bahwa dari hasil studi mengenai pendidikan baik dilihat dari prespektif teoritis maupun politis, Douglas menyatakan bahwa standar adalah efektif. Berkenaan dengan efektivitas menurut Osborne dan Gaebler (1999) selalu mendatangkan hasil yang lebih baik. Abin Syamsudin (1999:20) mendefinisikan bahwa efektif pada dasarnya menunjukan ukuran tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai (achievements, observed outputs) dengan hasil yang ditetapkan terlebih dahulu. Berdasarkan itu, maka standar adalah kriteria minimal yang harus dicapai yang ditetapkan pada saat menyusun perencanaan.
Bagaimana menerapkan standar?
Penerapan standar berarti menerapkan manajemen scientific. Jadi, memerlukan langkah investigasi mengenai berbagai fenomena melaluikegiatan observasi dan analisis empiris mengenai berbagai peristiwa yang terukur. Memerlukan pemahaman mengenai tujuan yang hendak dicapai. Perlu menetapkan definisi proses pekerjaan. Perlu mengenali batas-batas pekerjaan dengan jelas. Menerapkan standar memerlukan pemahaman teori yang mendasari pekerjaan dan keterampilan, mengaplikasikan teori dalam pekerjaan sehari-hari. Berkaitan dengan aplikasi teori berarti pengelola perlu memahami prilaku yang diukur. Penerapan standar memerlukan penguasaan menjabarkan definisi konsep ke dalam definisi oprasional(http://www.wikipedia. org/ wiki/ oprasional).
Penerapan standar berdasarkan definisi dan prosedur di atas meliputi pentahapan 10 langkah berikut:
  1. Memilih teori yang mendasari pekerjaan
  2. Memahami bagaimana menerapkan teori pada pelaksanaan pekerjaan
  3. Mendefinisikan pekerjaan
  4. Menentukan tujuan pekerjaan dengan jelas
  5. Menjabarkan definisi konsep ke dalam definisi oprasional
  6. Menentukan indikator atau prilaku yang menjadi ukuran
  7. Menentukan ukuran, batas, patokan, kriteria, syarat minimal atau batas ketercapaian tujuan
  8. Melaksanakan observasi dan analisis atau menghimpun data ketercapaian tujuan.
  9. Mengolah data ketercapaian.
  10. Menetapkan batas pencapaian terhadap tujuan yang diharapkan.
Uraian di atas menegaskan pentingnya data, mencatat data, mengolah data, dan menafsirkan data yang terkait pada pemenuhan batas yang ditetapkan.
Menerapkan Standar Isi dan Standar Proses
Penetapan standar terkait pada tiga masalah utama yang melekat pada sistem pengelolaan pendidikan. Permasalah itu sebagaimana dirumuskan Fitzgibbons, pertama, manusia seperti apa yang ingin dikembangkan melalui proses pendidikan? Kedua, apa yang harus diberikan? Ketiga, bagaimana memberikannya? (Supandi 1988: 16).
Tujuan adalah menentukan seluruh proses kegiatan. Kejelasan kompetensi lulusan merupakan syarat mutlak. Secara oprasional pencapaian tujuan harus terdeskripsikan dan terukur dalam perbuatan siswa dalam kelas dan hasil pekerjaan mereka yang dipamerkan. Hubungan antara deskriptor kinerja siswa dengan tujuan tergambar dalam diagram standar belajar Illinois (1997) seperti berikut:

Definitions
performance standardsthe knowledge and skills that students are to perform at various stages of educational development (performance descriptors) and the performance expectations (performance levels and assessment tasks) for student work (performance exemplars) at each of the stages.
performance descriptorsstatements of how students can demonstrate the knowledge and skills they acquired.
performance levelsdescriptions of how well students have achieved the standards; that is, the range, frequency, facility, depth, creativity, and/or quality of the knowledge and skills they acquired. Students can demonstrate levels of achieving performance standards along six dimensions:
PERFORMANCE
LEVEL =
RANGE +
FREQUENCY +
FACILITY +
DEPTH +
CREATIVITY +
QUALITY
Exceeding
extensively
consistently
automatically
profoundly
inventively
excellently
Meeting
fully
usually
quickly
deeply
imaginatively
well
Approaching
partially
occasionally
haltingly
cursorily
commonly
marginally
Starting
narrowly
rarely
slowly
superficially
imitatively
poorly
Deskripsi kinerja belajar seperti di atas pasti membuat guru tidak bisa mencukupkan materi belajar dengan hanya mengandalkan sebuah buku teks dengan metode ceramah. Memerlukan lebih dari itu untuk memenuhi harapan yang lebih tinggi. Siswa harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya dan perkebangannya terdata.
Dalam membangun kinerja seperti itu, guru menyadari pentingnya mengukur dirinya sendiri dalam memenuhi standar penguasaan konsep, metode penelitian, disiplin sistem serta dalam mengkreasikan pengalaman belajar siswa. Evaluasi diri dapat menggunakan standar pemenuhan kompetensi guru seperti yang dirumuskan Departemen Pendidikan Illinois (2001) sebagai berikut:
Knowledge Indicators: The competent teacher
Understands major concepts, assumptions, debates, principles, and theories that are central to the discipline.
Understands the processes of inquiry central to the discipline.
Understands how students’ conceptual frameworks and their misconceptions for an area of knowledge can influence their learning.
Understands the relationship of knowledge within the discipline to other content areas and to life and career applications.
Guru memahami konsep, asumsi, perdebatan, prinsip disiplin teori yang menjadi dasar dalam perencanaan belajar dan mendisain pembelajaran. Memperhatikan kepentingan siswa, masyarakat dan tujuan kurikulum. Dengan begitu materi belajar akan menjadi bermakna bagi seluruh siswa. (Illinois Teaching Standard, 2001). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP pada dasarnya merupakan prosedur untuk meningkatkan standar kompetensi siswa dalam menguasai materi belajar.
Untuk memahami lebih jauh tentang standar proses, dalam kesempatan ini perhatikan kompetensi dasar pada mata pelajaran Biologi SMA berikut ini:
Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan pengindaraan).
Dalam perencanaan pembelajaran seorang guru menuliskan kegiatan inti pembelaran pada materi di atas sebagai berikut:
Pendahuluan
    • Prasyarat pengetahuan :
Siswa telah mengetahui bagian-bagian tumbuh manusia
    • Apresepsi :
Siswa memperhatikan gambar tubuh manusia.
    • Motivasi :
Siswa memperhatikan gambar susunan syaraf
Ø Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
Ø Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok
Ø Guru memberi tiap kelompok sejumlah pertanyaan yang berbeda, kemudian siswa diminta membaca buku di perpustakaan.
Ø Guru membimbing dan mengarahkan kerja siswa Tiap kelompok mengerjakan lembar analisis hasil studi kepustakaan dengan berdiskusi
Ø Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok siswa disuruh mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelompok lain di dalam kelas.
Ø Kelompok terbaik diberi reward
Ø Guru mengumpulkan hasil kerja siswa untuk dinilai
Sebagai pembanding kita mencoba melihat bagaimana Brian Miller dari Universitas Pittsburgh di Johnstown mengembangkan RPP sebagaimana terurai di bawah ini:
Tujuan ( Sasaran Umum) : Murid akan mampu untuk …
Memahami organisasi umum dari sistem saraf manusia
Tujuan (Sasaran khusus) : Murid akan mampu untuk …
  1. Mendata dua bagian dari sistem saraf pusat dan fungsi dasar mereka
  2. Mendiskusikan fungsi dari empat bagian utama (cerebrum, cerebellum, cabang otak, dan hipotalamus) dari otak
  3. Mendeskripsikan peran sistem saraf perifer dalam tubuh manusia
  4. Membedakan antara neuron sensori dan neuron motorik
  5. Menjelaskan bagaimana neuron mengirimkan impuls dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya
Bahan
  • Overhead proyektor
  • Berbagai transparansi (pembagian sistem saraf, otak, bagan organisator dari sistem saraf perifer, neuron)
  • Laboratorium komputer dengan satu buah komputer untuk setiap murid (dapat disesuaikan jika murid harus bekerja dalam kelompok pada setiap komputer atau jika guru memiliki komputer dengan kemampuan layar proyeksi yang lebar)
  • Buku teks : Biology: Visualizing Life (Biologi : Gambaran kehidupan) diterbitkan oleh Holt, Rinehart, dan Winston, Inc, New York.
Prosedur :
Kegiatan 1 (3-5 menit)
Pembukaan Untuk Menarik Perhatian :
I. Guru akan menciptakan keributan yang keras, tanpa sebuah peringatan, menyebabkan murid memperlihatkan refleks
II. Tanyakanlah pada para murid :
  1. Apa reaksi yang kamu lakukan? (mata berkedip, meloncat dari tempat duduk, merasa jantung hampir copot, dll)
  2. Apakah kamu mengetahui sebutan untuk reaksi yang tidak disengaja ini? (refleks)
  3. Apa yang ada dalam tubuh kamu yang menyebabkan terjadinya refleks? (saraf atau impuls saraf, sistem saraf)
III. Transisi ke pengajaran : ”Refleks adalah salah satu fitur (keistimewaan) dari sistem saraf pada manusia. Kita akan memulai pelajaran mengenai sistem saraf dengan mengamati organisasinya secara keseluruhan.”
Kegiatan 2 (8-10 menit)
Pengajaran singkat :
I. Organisasi dari sistem saraf pada manusia
A. Sistem Saraf Pusat (SSP)
Otak dan Saraf Sumsum Tulang Belakang
1. Pusat kendali tubuh
a. Mengatur informasi yang masuk dari organ sensor dan reseptor
b. Menghasilkan keluaran perintah ke berbagai organ tubuh
2. Menghubungkan keseluruhan tubuh dengan saraf sehingga membentuk …..
B. Sistem Saraf Perifer
1. Gabungan antara neuron sensori dan neuron motor
a. bertindak sebagai jaringan komunikasi yang bebas
b. masing-masing menerima dari bagian tubuh yang berbeda
2. Membawa impuls saraf yang dikirim antara SSP dan bagian tubuh lainnya
II. Sistem Saraf Pusat
A. Otak dan Empat Bagian Utamanya
1. Cerebrum (Otak Besar)
a. berkerut-kerut dilapisan terluarnya
b. menangani fungsi-fungsi yang rumit dari otak (memproses gambar-gambar secara visual dan merencanakan sesuatu)
2. Cerebellum (Otak Kecil), penting untuk mengkoordinasikan gerakan
3. Brain stem (batang otak) yang mengontrol proses penting kehidupan yang dikendalikan secara tidak sadar (bernapas, mencerna, denyut jantung, dll)
4. Hipotalamus
a. Pusat tubuh untuk emosi dan insting, seperti kesukaan, rasa sakit, lapar dan haus
b. Mempertahankan keseimbangan suhu dan cairan dalam tubuh
B. Saraf Sumsum Tulang Belakang dari jaringan saraf yang merupakan perluasan dari cabang otak bagian bawah ke belakang.
1. Impuls saraf dari tubuh dan otak baik secara mengarah ke atas maupun ke bawah
2. Komponen penting dalam terjadinya refleks
3. Dikelilingi dan dilindungi oleh tulang punggung
III. Sistem saraf Perifer
A. Neuron sensori
1. Membawa impuls saraf dari organ perasa ke reseptor di Sistem Saraf Pusat (SSP)
2. Juga ditunjukkan sebagai neuron afferent
B. Neuron motorik
1. Membawa impuls saraf dari SSP ke otot & kelenjar
2. Juga ditunjuk sebagai neuron efferent
Peralihan ke Kegiatan 3 : “Terdapat berbagai macam penerima (reseptor) sensor dalam tubuh kita. Sebagai contoh, mata kita, yang dianggap sebagai organ indera, memuat reseptor yang disebut batang dan kerucut (rods and cones). Saya ingin kita berpikir selama beberapa saat mengenai lokasi dari berbagai reseptor yang terletak di seluruh tubuh kita.”
Kegiatan 3 (8-10 menit)
Kegiatan Belajar Kooperatif (Bersama)
I. Murid akan berpasangan dalam kelompok yang terdiri dari 3 orang
a. Satu orang anggota kelompok akan menjadi pencatat/notulen (menulis pikiran dan ide dalam kertas/laporan)
b. Satu orang anggota kelompok akan menjadi juru bicara kelompok dalam diskusi kelas
c. Satu orang anggota kelompok akan menjadi ”manajer” (memastikan semuanya berjalan lancar)
II. Masing-masing kelompok akan diperintahkan untuk …
A. Daftarkan 3 atau 4 lokasi dimana reseptor sensor dapat ditemukan pada dan di dalam tubuh kita (coba untuk berpikir setidaknya satu yang tidak terkait dengan organ indera). Jawaban yang memungkinkan : pada kulit kita – saat ada perubahan suhu; semua jaringan dan organ (terkecuali otak) – saat kesakitan; pada otot kita – saat ada tekanan dan kontraksi/relaksasi otot; perasa pada lidah; reseptor (neuron penciuman) pada hidung; reseptor di dalam telinga.
B. Jika neuron sensor membawa impuls saraf dari reseptor sensor ke sistem saraf pusat, pikirkan olehmu apa yang dilakukan oleh neuron motor? Jawaban : membawa informasi dari sistem saraf pusat ke otot, kelenjar, dan/atau organ perasa yang terkait sehingga dapat menanggapi impuls yang dikirim oleh neuron sensori.
III. Diskusi kelas mengenai jawaban para murid
Peralihan ke Kegiatan 4: “Jadi pada dasarnya, reseptor sensor memberi reaksi pada perubahan di dalam dan di luar tubuh kita. Secara internal mereka mendeteksi hal-hal seperti perubahan tekanan, rasa sakit, keseleo pada otot; secara eksternal mereka mendeteksi perubahan cahaya, suara, dan suhu.”
Kegiatan 4 (15-20 menit)
Ringkasan/Kesimpulan
I. Neuron Sensori dan Motor: Pasangan dalam Mentransmisikan Impuls Saraf (tinjauan singkat)
A. Sensori – membawa impuls dari reseptor sensor ke SSP
B. Motor – membawa informasi kembali dari reseptor sensor sehingga otot, kelenjar, dan organ terkait dapat beraksi sewajarnya
C. Saraf sumsum tulang belakang – saraf sensor masuk ke arah dalam dan saraf motor ke arah luar
Dari model RPP itu tercermin kompetensi apa yang perlu guru kuasai dan kompetensi siswa seperti apa yang diharapkan. Dalam model di atas yang dapat kita amati adalah bagaimana guru mengurai materi dengan lengkap sehingga RPP dapat menjadi acuan siapa pun. Prilaku guru yang dapat diamati di antaranya dalam:
1. Penguasaan materi belajar dilihat dari uraian materi yang rinci dan jelas.
2. Penguasaan pada perancangan disain kegiatan belajar.
3. Penguasaan teknologi.
4. Penguasaan sumber belajar untuk siswa.
5. Menentukan keluasan dan kedalaman dalam menguraikan materi belajar.
6. Memilih metode mengajar yang sejalan dengan tingkat perkembangan teknologi.
7. Sumber belajar yang digunakan guru serta yang disajikan sebagai sumber belajar siswa.
8. Kecerdasan yang guru kembangkan.
Dengan dengan membandingkan dua model rencana pembelajaran di atas, maka kita dapat menyatakan bahwa model kedua lebih efektif sehingga dapat memenuhi harapan meningkatnya kebebasan berpikir siswa sebagaimana yang ditetapkan dalam PP 19 tahun 2005 tentang aktivitas intelektual berupa kegiatan berpikir, berargumentasi, mempertanyakan dan mengkaji siswa terpenuhi.
Persoalan ketiga adalah bagaimana menyusun RPP sepanjang itu, sekali pun model yang kedua lebih memungkinkan membangun proses interaksi guru dengan siswa serta siswa dengan siswa lebih efektif. Model RPP atau lesson plan yang kedua memungkinkan mendorong terwujudnya indikator-indikator keberhasilan guru dalam membimbing dan memfasilitasi siswa seperti di bawah ini:
Focus and support inquiries while interacting with students.
Orchestrate discourse among students about scientific ideas.
Challenge students to accept and share responsibility for their own learning.
Recognize and respond to student diversity and encourage all students to participate fully in science learning.
Encourage and model the skills of scientific inquiry, as well as the curiosity, openness to new ideas and data, and skepticism that characterize science.(Illinois, 2001)
Sebagai penguatan atas konsep di atas, salah satu model yangdapat diterapkan untuk meningkat standar proses pembelajaran adalah model siklus belajar yang meliputi empat langkah seperti di bawah ini.
The Learning Cycle: A Model of Learning (http://agpa.uakron. edu/k12/best_practices/ learning_cycle.html)
EngageIts purpose is to initiate the learning task by making connections between past and present learning experiences and mentally engaging students in the concept process or skills to be explored.
ExploreThe purpose is to provide a common base of experience within which students identify and develop current concepts, processes or skills. Students use active learning to manipulate materials or explore the environment.
ExplainThe purpose is to provide opportunities for learners to develop explanations of concepts that they have been exploring. Students use active learning to manipulate material or explore the environment.
ElaborateStudents develop deeper and broader conceptual understanding and practice applying newly acquired skills and behavior.
EvaluateThis is the time to assess the students’ understanding and abilities and provide teachers with a tool for evaluation. Students are provided with opportunities for self-assessment throughout the Learning Cycle.

Yang menjadi fokus perhatian di sini adalah bagaimana belajar berkelanjutan terjadi dengan dukungan interaksi guru dengan siswa, interaksi atau kerja sama antar siswa, tantangan dan tanggung jawab siswa dalam mengembangkan daya belajar mandiri berlangsung efektif. Guru memahami keragaman siswa dalam berpartisipasi, dan yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan scientific, kecerdikan, keterbukaan ide, serta sikap skeptis sebagai peneliti. Dan, yang lebih penting dari itu guru menjadi pembelajar yang lebih cepat, lebih aktif dan lebih banyak daripada siswanya sendiri.
Kesimpulan
Menerapkan standar isi dan proses pembelajaran secara oprasional sangat bergantung pada tinggi rendahnya tujuan yang hendak dicapai, kompetensi guru memahami teori belajar dan konsep materi yang akan guru ajarkan, kompetensi guru dalam merancang pengalaman belajar siswa, teknologi pendukung, dan rujukan mutu yang digunakan sebagai pembanding. Tinggi rendahnya standar yang guru tetapkan sebanding dengan aktivitas guru dalam kegiatan yang nyata dilakukannya sehari-hari mengenai
  1. Banyak membaca buku, jurnal, atau sumber bacaan siswa.
  2. Lamanya guru pada tiap hari menggunakan komputer.
  3. Prekuensi guru menggunakan internet untuk memperoleh informasi.
  4. Banyaknya mitra dialog dalam berkomunikasi melalui internet.
  5. Banyaknya negara yang menjadi mitra komunikasi.
  6. Banyaknya hal baru yang dikembangkannya dalam perencanaan belajar.
  7. Terbaharukannya teori yang menjadi dasar melakukan pekerjaan.
  8. Banyaknya metode yang dikusai dalam menyampaikan pelajaran dalam kelas.
  9. Perangkat teknologi yang digunakannya dalam pembelajaran.
  10. Memiliki dan terpenuhinya kriteria atau standar produk belajar siswa yang kompetitif sehingga mendapat penghargaan masyarakat lokal, nasional atau internasional.
Dan banyak indikator lain yang menunjukan bahwa guru adalah pembelajar. Indikator-indikator itu mendeskripsikan bahwa sebelum menetapkan indikator isi maupun proses pembelajaran, mengandung syarat untuk menetapkan standar pengelolanya terlebih dahulu, kepala sekolahnya, gurunya harus jujur untuk menerapkan standar pada dirinya sendiri dengan penuh disiplin, jujur, terbuka, dan konsisten.