askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15

Sabtu, 31 Desember 2011

DPD AGPAII KABUPATEN INDRAMAYU

MAKNA DAN ARTI LOGO AGPAII


agpaii

Makna Logo AGPAII:
1. Gambar Masjid melambangkan spirit, landasan, etos kerja, dan sistem nilai AGPAII, sebagai pusat ibadah, pendidikan dan peradaban Islam
2. Gambar Indonesia (melalui gugusan pulau-pulau) yang dibalut dengan kubah masjid melambangkan tempat berpijak dan berjuang AGPAII tetap bernafaskan pada nilai-nilai ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an yang berwajah moderat dan modern.
3. Gambar Lingkaran Langit dan Bumi melambangkan sistem berfikir AGPAII yang tidak dikotomis, namun menyatu dalam kesatuan ciptaan Allah SWT yang tidak memisahkan antara langit dengan bumi, jasmani dengan rohani, dan dunia dengan akhirat.
4. Gambar Menara Masjid melambangkan bahwa AGPAII itu, di satu sisi menjadi corong atau suara kebenaran, kebaikan, dan keadilan bagi tersemainya Islam yang Rahmah lil ’Ālamīn (رحمة للعلمين = rahmat untuk alam semesta, penebar damai untuk semua/QS Al Anbiya {21}: 107), sementara di sisi lain, berikhtiar untuk menangkal wajah Islam yang ekstrem.
5. Gambar AGPAII dengan landasan singkatannya serta menopang bumi dan langit melambangkan identitas, cita, dan asa AGPAII menuju organisasi yang profesional.
Makna Warna Logo AGPAII:
1. Warna biru pada kubah dan menara masjid melambangkan gerak dan langkah AGPAII yang berikhtiar secara sungguh-sungguh, tekun/tenang, ceria, dan damai.
2. Warna hijau pada gambar AGPAII melambangkan model pendidikan yang dikembangkan GPAI pada sekolah (SD, SMP, SMA dan SMK) berwajah menyejukkan, mencerahkan, dan bermanfaat secara maksimal untuk semua peserta didik.
3. Warna merah yang menjadi landasan singkatan AGPAII melambangkan keberanian, tekad yang membara, dan kekuatan AGPAII dalam memperjuangkan kebenaran, kebaikan, dan keadilan.

Rabu, 21 Desember 2011

KHUTBAH JUM 'AT

Muhasabah di Akhir Tahun 2011


    الحَمْدُ للهِ الذِي جَعَلَ فِي تَعاقُبِ الليَالِي والأَيّامِ عِبْرَةً للمُعْتَبِرينَ، وفِي انصِرامِ الشُّهورِ والأَعْوامِ ذِكْرَى لِعبَادِه المؤمِنينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ،  أَمَرَ عِبادَهُ بالاستِفادَةِ ممَّا مَضَى، وعَدَمِ الحَسْرَةِ علَى ما فَاتَ وانقَضَى، وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ ورَسولُهُ المُرتَضَى، صَلَّى اللهُ وسلَّمَ علَيْهِ وعلَى آلهِ وأَصحابِهِ أَهلِ الرِّضَى، وعلَى مَنْ تَبِعَهم بإِحسَانٍ إِلى يَوْمِ البَعْثِ والقَضَاء. أَمّا بَعْدُ، فَيا مَعْشَرَ المؤمِنينَ، ويَا جُموعَ المُصلِّينَ، أُوصِيكُم بِتَقوى اللهِ رَبِّ العَالَمينَ،  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ. أما بعد:
Kaum muslimin jamaah jumat rohimakumulloh.
Alhamdulillah, kita panjatkan puji syukur kehadirot Allah swt karena kita masih dapat hidup dalam kondisi beriman dan sebagai seorang muslim. Dari mimbar jumat ini khatib mengajak kepada hadirin, agar kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt, dengan berusaha menjalankan semua yang Allah perintahkan dengan hati yang ikhlas dan penuh ketaatan, serta berupaya sekuat tenaga meninggalkan larangan-larangan Allah dengan hati yang patuh dan penuh ketundukan.
Hadirin yang dimuliakan Allah swt.
Bulan demi bulan telah berlalu dan tanpa terasa kita telah berada di pengujung tahun 2011. Tidak lama lagi tahun yang lama akan berlalu dan akan datang tahun baru  2012.  Hal ini menunjukkan semakin berkurangnya waktu hidup kita di dunia dan mengingatkan kita semakin dekatnya ajal kita.  Maka sungguh aneh ketika didapatkan ada sebagian orang yang justru bersenang-senang  dan berfoya-foya dalam menyambut tahun baru. Seakan-akan dia tidak ingat bahwa dengan bertambahnya hari maka bertambah dekat pula saat kematiannya. Di sisi lain, perayaan tahun baru tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah  dan para sahabatnya. Bahkan hal itu justru merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang orang kafir. Karena mereka sebagaimana disebutkan oleh Allah,  adalah orang-orang yang tertipu dengan kehidupan dunia sehingga yang mereka bangga-banggakan adalah kemewahan dunianya. Allah  telah menyebutkan tentang mereka di dalam firman-Nya:

ªââ4 (#qãm̍sùur Ío4quysø9$$Î/ $u÷R9$# $tBur äo4quysø9$# $u÷R9$# Îû ÍotÅzFy$# žwÎ) Óì»tFtB ÇËÏÈ    


“Dan mereka (orang-orang kafir) berbangga-bangga dengan kehidupan dunianya, padahal tidaklah kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, kecuali hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (Ar-Ra’d: 26)

Ayat-ayat yang semisal ini banyak disebutkan dalam Al-Qur’an. Mengingatkan kita untuk tidak mengikuti akhlak orang-orang kafir yang membangga-banggakan dunia. Yang demikian ini karena sifat membangga-banggakan dunia akan menyeret pelakunya pada kesombongan dan melalaikannya dari mengingat kematian dan beramal untuk akhiratnya. Oleh karena itu wajib bagi kaum muslimin untuk meninggalkan kebiasaan mereka dalam merayakan tahun baru  karena acara tersebut bukan termasuk ajaran Islam. Bahkan merupakan kebiasaan orang-orang kafir.
Ma’asyirol hadirin siding jum’at RK ;
Orang beriman dalam beberapa kesempatan dan waktu, hendaklah berhenti sejenak untuk menghitung-hitung diri dan amal yang telah diperbuatnya pada hari-hari yang lalu, kemudian memperkuat keinginan untuk memperbaiki dan menambah amal kebaikan dima-sa yang akan datang.
Allah berfirman:  
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang beriman, takut kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah disiapkannya untuk hari esok dan takut kepada Allah, karena Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS.  Al-Hasyr: 18)
Ketahuilah bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga bagi seorang muslim. Bahkan lebih berharga dari harta dunia yang dimilikinya. Karena harta apabila hilang maka masih bisa untuk dicari. Sementara waktu apabila telah berlalu tidak mungkin untuk kembali lagi. Sehingga tidak ada yang tersisa dari waktu yang telah lewat kecuali apa yang telah dicatat oleh malaikat. Maka sungguh betapa ruginya orang yang tidak memanfaatkan waktunya apalagi jika dipenuhi dengan kemaksiatan kepada Rabb-nya. Meskipun kehidupannya serba tercukupi dan serba ada, namun apalah artinya kalau seandainya berakhir dengan menerima siksaan api neraka. Allah  berfirman:
“Maka tentunya engkau tahu, jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun. Kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan kepada mereka niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya.” (Asy-Syu’ara: 205-207)

Hadirin sidang jum’at rahimakumullah,
Hidup manusia mempunyai tahapan yang dilalui setapak demi setapak namun pasti, dan orang-orang di dunia ini akan  berangkatan menuju akhirat, dan semua akan mendekat kepada kematian. Orang yang beruntung adalah yang selalu menghitung dirinya, maka beruntunglah mereka yang selalu memperbaiki diri dan istiqomah, memohon ampun kepada  Allah dari segala dosa dan salah.  Allah berfirman:
 مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.” (QS. Fushilat: 46)
Hadirin jamaah  jumat RK,
Seseorang tidak akan mencapai tingkat derajat taqwa sehingga ia menghisab dirinya atas apa yang telah diperbuatnya, tekad apa yang harus dilakukannya  dalam semua hal, lalu kembali kepada Allah dari dosa, dan bertobat dari kukurangannya dalam melakukan ibadah, karena muhasabah merupakan ciri bagi seorang muslim yang cerdas.
فَعَن شَدّادِ بنِ أَوسٍ  رَضِيَ اللهُ عَنهُ عَنِ النَّبِيِّ -صلى الله عليه وسلم-  أَنَّهُ قَالَ: الكيِّسُ مَنْ دَانَ نَفسَهَ وعَمِلَ لِما بَعْدَ المَوتِ، والعَاجِزُ مَنِ أَتْبَعَ نَفسَهُ هَواها وتَمنَّى علَى اللهِ الأَمانِي
Dari Syaddad bin Aus ra. Rasulullah saw.  bersabda: “Orang yang cerdas adalah orang yang selalu menginstospeksi diri dan beramal untuk kematiannya.  Orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan saja kepada Allah.”
Sabda Rosulullah ini menegaskan bahwa seorang yang hanya berangan-angan saja untuk melakukan amal sholeh dan tetap mengikuti keinginan nafsunya adalah mereka yang lemah, lemah karena dikalahkan oleh syahwat. Memang pada dasarnya setiap orang akan dan pernah melakukan kesalahan, berbuat dosa dan maksiat, namun dengan demikian kesadaran dari kekhilafan itulah yang akan membuat seseorang menjadi seorang mukmin yang baik tatkala ia melakukan taubat dngan sebenar-benarnya. Rosulullah bersabda:
كُلُّ بَنِي آدمَ خَطاءٌ، وخَيْرُ الخَطَّائينَ التَّوابونَ
Rasulullah saw. bersabda: “ Semua anak-anak Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik oang yang salah adalah yang bertaubat.”  (HR. Ibnu Majah dan Darimi)
Hendaklah  seseorang segera bertobat dari kesalahannya, meminta ampunan dan berusaha lari meninggalkan dosa dan siksa akhirat ketika masih ada kesempatan ketika hidup di dunia, karena jika tidak berusaha untuk lari dari siksa semenjak di dunia, maka ia tidak akan dapat lagi lari dari siksa di akhirat kelak, tak akan ada peluang dan jalan lagi  untuk lari dari azab Allah,  setiap anggota badannya akan dibelenggu dan bersaksi kepada Allah, Allah swt. berfirman:
حَتَّى إِذَا مَا جَاءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ، وَقَالُواْ لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدتُّمْ عَلَيْنَا قَالُواْ أَنطَقَنَا اللَّهُ الَّذِى أَنطَقَ كُلَّ شيء
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan." (QS. Fushilat: 20-21) 
Bahkan  bumipun akan menceritakan setiap kejadian yang ada di dalamnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu hurairah bahwa Rosulullah suatu ketika membaca firman Allah:
يَوْمَئِذٍ تُحَدّثُ أَخْبَارَهَا
“Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.” (QS. Surat Al-Zilzalah: 4)
Para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum bertanya”, wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan menceritakan setiap kejadiannya? Rosulullah menjawab: “
أَنْ تَشْهَدَ علَى كُلِّ عَبْدٍ أَو أَمَةٍ بِما عَمِلَ علَى ظَهْرِها، تَقولُ: عَمِلْتَ كَذا وكَذا، فِي يَوْمِ كَذا وكَذا
“Akan bersaksi setiap hamba atau setiap umat terhadap apa yang telah dilakukannya di atas punggungnya, lalu berkata: ia melakukan ini dan itu pada hari ini dan hari itu.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Hibban)
Khalifah Umar bin Al-Khattab  ra pernah mengucapkan kalimat yang sangat populer untuk menjadi renungan bersama:
حَاسِبوا أَنفُسَكُم قَبْلَ أَنْ تُحاسَبوا، وزِنوها قَبْلَ أَنْ توزَنوا، وتأَهبوا لِلعَرْضِ الأَكبَرِ علَى اللهِ
“Hitunglah dirimu sebelum dihitung, dan timbanglah amalmu sebelum ditimbang, dan bersiaplah untuk dihadapkan kepada Allah pada hari penghadapan yang besar.” Sebagaimana firman Allah:
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لاَ تَخْفَى مِنكُمْ خَافِيَةٌ
“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)”. (QS. Al-Haaqoh: 18)
Kaum Muslimin Jamaah  Jumat  RK,
Oleh sebab itu pada kesempatan jumat  kali ini, di saat kita telah berada di awal tahun 1433 H. dan di akhir tahun 2011 M. ini, minimal ada tiga hal yang perlu menjadi renungan kita. Agar hari-hari yang telah berlalu dan hari-hari yang akan datang pada tahun yang baru akan membuat kita sadar bahwa sesungguhnya setiap jiwa tidak dibiarkan saja hidup semaunya, hidup yang dilalui akan dipintai pertanggungan jawaban  di akhirat kelak.
Hal pertama, yang harus menjadi perhatian dan dihitung oleh setiap orang beriman dari dirinya adalah: Apa yang telah ia lakukan untuk dirinya dari amal sholeh pada tahun ini? Apakah ia termasuk orang yang dapat berbahagia, karena telah mengisinya dengan ketaatan di setiap hari-harinya, bulan-bulannya, pada setiap moment ibadah pada tahun lalu dari ibadah sholat, ibadah puasa, menunaikan  zakat, ibadah haji dan kurbannya dengan sungguh-sungguh dan penuh ketaqwaan? Atau bersedih dan menangislah bagi yang teramat banyak melalaikan kenikmatan tahun yang berlalu ini dengan kemaksiatan, kedurhakaan, bahkan tidak mengindahkan syariat-syariat Allah dengan penuh rasa takut kepada-Nya. Allah berfirman:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا، فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا، قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا، وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams: 7-10)
Hadirin siding jum’at RK,
Hal kedua perlu menjadi bahan renungan kita, adalah keluarga dan rumah kita. Setiap orang hendaklah bertanya kepada dirinya masing-masing? Apakah yang telah ia berikan untuk keluarganya? Sudahkah cahaya iman ia bawa masuk ke dalam rumahnya dengan bersama-sama keluarga menuju ketaatan kepada Allah? Karena hendaklah setiap rumah seorang muslim menjadi titik tolak kebaikan bagi dirinya dan keluarganya. Jika rumahnya hampa dari siraman ayat-ayat Al-Quran, bahkan tidak pernah diperdengarkan Al-Quran selama satu tahun yang lalu, maka sangat wajarlah jikalau merasakan rumah itu laksana kuburan yang tidak ada ketenangan di dalamnya, bahkan dihantui oleh rasa takut dan was-was.  Rosulullah  saw pernah bersabda:
عن عبد الرحمن بن سابط قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم البيت الذي يقرأ فيه القرآن يكثر خيره ويوسع على أهله ويحضره الملائكة ويهجره الشياطين وإن البيت الذي لا يقرا فيه يضيق على أهله ويقل خيره ويهجره الملائكة ويحضره الشياطين .
Dari Abdurrahman bin Sabith, Rosulullah besabda: “Rumah yang dibacakan di dalamnya Al-Quran akan banyak kebaikannya, diluaskan bagi penghuninya, dihadiri oleh malaikat dan setan pergi darinya. Dan rumah yang tidak dibacakan di dalamnya Al-Quran, maka akan merasa sempitlah penghuninya, sedikit kebaikan di dalamnya, malaikat pergi darinya dan dihuni oleh setan. (HR. Abdul   Razak dan Dailami)
 Hal ketiga yang perlu kita hitung-hitung dan instospeksi adalah hak orang lain dan masyarakat dan kewajiban kita kepada mereka. Apakah kita  sudah menyampaikan amanat yang diembankan kepada kita dengan baik, ataukah  kita khianati amanat tersebut? Sudahkah hak-hakorang lain dan masyarakat kita tunaikan dengan baik? Jika belum bermohonlah ampunan kepada Allah atas setiap kelemahan kita dalam menjalankan kewajiban terhadap sesama hamba beriman. Sabda Rosulullah berikut cukuplah menjadi acuan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ : إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ.
Dari Abu Hurairah ra. Rosulullah saw bersabda: Hak muslim atas muslim yang lain ada enam. Sahabat bertanya, apakah itu Ya Rosulullah? Rosul menjawab: Apabila bertemu ucapkanlah salam, apabila ia mengundangmu maka penuhilah, apabila meminta nasehat kepadamu, nasehatilah, apabila sakit jenguklah dan apabila meninggal dunia hantarlah jenazahnya. ( HR. Muslim) 

Kehidupan individual saat ini yang cenderung membuat satu sama lain tidak saling kenal bahkan menaruh curiga, hal ini sangat bertolak belakang dan jauh dari nilai-nilai mulia agama islam. Sehingga terlihat kehidupan ukhuwah islamiyah terasa hambar dan mulai memudar.  
Hadirin Sidang Jum’at RK,
Demikianlah khutbah singkat kali ini semoga menjadi sedikit renungan kita di awal tahun baru 1433 H dan menapaki hidup baru di tahun 2012 M dengan harapan lebih baik. Menanamkan keinginan kuat dalam dada untuk menjadi seorang hamba yang taat
Kepada Allah SWT dan aturan – aturan Negara yang dapat membawa dan memberikan kebaikan bagi keluarga dan masyarakat luas. Amiin ya rabbal alamiin.
أقُولُ قَوْلي هَذَا وَأسْتغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ   لي وَلَكُمْ،   فَاسْتغْفِرُوهُ   يَغْفِرْ لَكُمْ    إِنهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ،  وَادْعُوهُ يَسْتجِبْ لَكُمْ   إِنهُ هُوَ البَرُّ الكَرِيْمُ.