askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15

Selasa, 24 April 2012

KHUTBAH JUM'AT



HAKIKAT YANG TERLUPAKAN
     اَلْحَمْدُ للهِ الذِي أَسْبَغَ عَلَى عِبَادِهِ نِعَمَهُ وَعَطَايَاهُ، وَهَداهُمْ إِلَى الحَقِّ بِمَواعِظِهِ وَوَصَايَاهُ، قَالَ تَعَالَى : وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ بِمَا هُوَ لَهُ أَهْـلٌ مِنَ الحَمْـدِ وَأُثْنِي عَلَيْهِ، وَأَومِنُ بِهِ وَأَتَوكَّلُ عَلَيْهِ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْـلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، َأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، أَرْسَلَ رُسُلَهُ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ، وَهُدَاةً مُصلِحِينَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، خَيْرُ مَنْ أَوصَى وَوَجَّهَ، وَأَرْشَدَ ونَبَّهَ، أَرْسَلَهُ رَبُّهُ بَشِيرًا وَنَذِيرًا، وَدَاعِيًا إِلَى اللهِ بإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحابِهِ أَجْمَعِينَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أما بعد: فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُونَ اِتّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي السّرِّ وَ اْلعِلَنِ ، يَا أَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُّو اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنّ إِلّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. 
 
Sudah berlalu ribuan tahun kisah mencekam ini ,  namun nafas kita akan tertahan tatkalah mengikuti perjalanan kisahnya, seakan-akan kita menyaksikan sendiri peristiwa sejarah ini. Masih terbayang kisah subuh di situ gintung yang menghanyutkan semua harta benda, meninggalkan kedukaan yang mendalam, atas mereka yang terbawa arus air deras.
Masih terasa di dada kita pristiwa 8 tahun yang lalu, yang sangat memilukan seluruh jiwa, terjadi di bumi serambi Mekkah Aceh. Gempa bumi dan Tsunami Aceh pada hari Minggu pagi, 26 Desember 2004. Kurang lebih 500.000 nyawa melayang dalam sekejap, di seluruh tepian dunia yang berbatasan langsung dengan samudra Hindia. Di daerah Aceh merupakan korban jiwa terbesar di dunia dan ribuan banguan hancur lebur, ribuan pula manusia hilang yang tidak di temukan, dan ribuan pula mayat yang di kuburkan secara masal.
Masih menyayat dalam ingatan kita, Peristiwa tsunami yang meluluh lantakkan Jepang yang terjadi 1 tahun yang lalu. Gempa berkekuatan 9 skala Richter diikuti gelombang tsunami hingga setinggi 20 meter.  Yang mengakibatkan 15.769 orang meninggal, 4.227 orang hilang, dan 470.000 orang mengungsi. Sejumlah rumah dan mobil mewah menjadi sampah. Total kerugian ekonomi US$220 miliar atau setara 3,4 persen dari pendapatan Jepang. Atau hampir seperlima GDP Indonesia saat ini. Suatu kerugian yang luar biasa besar. Hadirin sidang jum’at RK,
Kisah ini lebih mencekam lagi, yaitu saat kapal yang membawa Nabi Nuh, dan orang-orang beriman ke dalam gelombang yang besarnya menyerupai gunung-gunung. Kengerian pada alam yang menghitam, dan ketakutan di dalam jiwa menjadi satu.
Dalam suasana itu terjadi dialog yang diabadikan AlQuran antara sang ayah dan anak kandungnya. Tawaran sang ayah ditolak, lantaran sang anak percaya akan selamat dengan mencari perlindungan di gunung yang tinggi.
Allah berfirman :
}Édur ̍øgrB óOÎgÎ/ Îû 8löqtB ÉA$t6Éfø9$$x. 3yŠ$tRur îyqçR ¼çmoYö/$# šc%Ÿ2ur Îû 5AÌ÷ètB ¢Óo_ç6»tƒ
=Ÿ2ö$# $oYyè¨B Ÿwur `ä3s? yì¨B tûï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÍËÈ  
 
"Hai anakku, naiklah ke kapal bersama kami, dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir". (QS. Hud: 22)
Ternyata kedurhakaan sang anak tak mampu bertemu dengan kasih sayang sang ayah, semangat jiwa muda yang tertipu oleh keegoisan ternyata tak mampu memperkirakan besarnya bahaya yang akan mengancam.
"Anaknya menjawab, Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang akan menyelamatkan aku dari air bah." (Hud : 23)
Akan tetapi gelombang yang deras dengan sangat cepat dan menakutkan, sekejap saja memutuskan pembicaraan antara sang anak dan sang ayah, maka berakhirlah ikatan dua batin itu seakan tak pernah terjadi, panggilan cinta sang Ayah dan penolakan anak yang keras kepala. Air bah dari dalam bumi dan dari langit begitu dahsyat memancar sehingga menenggelamkan seluruh kawasan itu. Semua musnah, tak ada yang selamat, semua ditenggelamkan kecuali yang naik bahtera bersama orang-orang beriman.
Tak lama badai dan air bah mulai tenang, bumi menelan airnya, sedangkan hujan menjadi redah seketika, perasaan kalut yang mencekam akhirnya menjadi tenang kembali, kapalpun telah berlabuh di atas bukit yang bernama bukit judi.
Bangkitlah di dalam diri Nabi Nuh a.s kasih sayang ayah yang meluap-luap dan penuh rindu,
3yŠ$tRur ÓyqçR ¼çm­/§ tA$s)sù Å_Uu ¨bÎ) ÓÍ_ö/$# ô`ÏB Í?÷dr& ¨bÎ)ur x8yôãur ,ysø9$# |MRr&ur ãNs3ômr& tûüÏJÅ3»ptø:$# ÇÍÎÈ
  "Dan Nuh menyeruh Tuhan-nya sambil berkata, ya Rabb, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya". (QS. Hud: 45).
Kalimat ini diucapkan oleh Nabi Nuh dalam rangka menagih janji Allah yang akan menyelamatkan keluarganya, dan dia meminta kepada Allah untuk bertindak bijaksana dalam janji dan keputusan-Nya.
Lalu Allah memberikan sebuah hakekat yang dilupakan oleh Nabi Nuh a.s . Keluarga menurut Allah dan timbangan-Nya bukanlah karena hubungan darah melainkan karena ikatan aqidah. Sedangkan anak nabi Nuh bukanlah orang yang beriman, maka dia bukanlah termasuk keluarga nabi Nuh, ini dipertegas oleh Allah dengan firman-Nya:
tA$s% ßyqãZ»tƒ ¼çm¯RÎ) }§øŠs9 ô`ÏB šÎ=÷dr& ( ¼çm¯RÎ) î@uHxå çŽöxî 8xÎ=»|¹ ( Ÿxsù Ç`ù=t«ó¡n@ $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íNù=Ïæ ( þÎoTÎ) y7ÝàÏãr& br& tbqä3s? z`ÏB tûüÎ=Îg»yfø9$# ÇÍÏÈ  
"Allah berfirman, Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan) sesungguhnya perbuatannya bukanlah perbuatan baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikat)nya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan. (QS. Hud: 46)
Inilah sebuah hakikat besar dalam agama ini, hakikat "buhul aqidah" tempat kembalinya semua ikatan. Buhul yang mengikat antara seseorang dengan yang lain yang tidak diikat oleh nasab dan kekeluargaan yang menjadikan itu lebih besar dan utama dari sekedar ikatan kekeluargaan yang hambar tanpa makna yang jelas.
Hadirin siding Jum’at RK,
Banyak orang yang lebih nyaman berteman dengan orang lain yang satu visi dalam perjuangan mereka, namun tidak mampu menjadi orang terdekat dalam keluarga sendiri, karena ada sekat yang tak terlihat oleh mata. Tidak sedikit pula di antara keluarga dan sanak saudara yang tak mau berlayar bersama perahu keimanan ketika diseru, bahkan merasa lebih nyaman menaiki bukit-bukit keterlenaan. Ketinggian jabatan, dan keagungan keduniaan. Maka alangkah indahnya jika kekeluargaan dan persaudaraan yang terjalin itu semakin dikukuhkan dalam nuansa keimanan dan ketakwaan, untuk merajut keselamatan bersama keluarga dalam menggapai kesejahtraan di dunia dan keselamatan di akherat. Semoga hakikat ini tak pernah kita lupakan.
 
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
 
اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْع
 
الْعَلِيْمُ.
 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar