askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15 askuning15

Minggu, 18 Agustus 2013

KHUTBAH JUM'AT


KHUTBAH JUM'AT 16 AGUSTUS 2013
DI MASJID AL ISTIQOMAH LOHBENER

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. 

 Kaum Muslimin Rohimakumulloh : Sebagaimana kita maklumi bersama, bahwa besok, sabtu bangsa Indonesia dan kita semua akan memperingati Hari Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 68, 17 Agt. 2013. Dan dari sekian banyak nikmat Allah swt. yang tak terhitung jumlahnya, yang diberikan kepada manusia adalah nikmat kemerdekaan. Hal ini merupakan nikmat yang tidak bisa diukur dengan harta benda dan uang. Nikmat kemerdekaan adalah nikmat yang utama, setelah nikmat Iman, Islam dan sehat. Banyak orang bersedia mengorbankan apapun demi mendapatkan hak untuk merdeka. Merupakan fakta sejarah yang tidak dapat dipungkiri bahwa peran dan sumbangan para Ulama, para kiai, peran dan sumbangan para pahlawan serta umat Islam Indonesia begitu besar, dan menentukan dalam perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah dan meraih kemerdekaan. Betapa kontribusi mereka yang sangat bernilai dimata bangsa ini, harus senantiasa dijadikan suatu semangat untuk mengukir prestasi kaum muslim- in, Saatnya kita menjadikan momentum kemerdekaan ini untuk meneladani perjuangan para ulama, para kiai, dan pahlawan negeri ini. Meneruskan perjuangan mereka dan membawa kemerdekaan ini menuju kemerdekaan yang totalitas dalam segala arti dan bentuknya. Seringkali kita merasa merdeka dari cengkraman penja – jah, tapi belum merdeka dari cengkraman bangsa sendiri. Seringkali kita merasa merdeka dan bebas untuk melaku kan apa saja, padahal kita belum merdeka dari cengkraman hawa hafsu kita sendiri. Seringkali kita merasa merdeka dan bebas menguasai dan memiliki apa saja, tetapi bersamaan dengan itu, diri kitapun dibelenggu oleh kekayaan dan harta benda. Maka dalam mengisi kemerdekaan ini, masih ada yang perlu kita pejuangkan, yaitu kemerdekaan dalam kemerdekaan. Dengan kata lain kita belum berada dalam kemerdekaan yang sejati. Hadirin sidang jumat rahimakumullah. Berkaitan dengan nikmat kemerdekaan, ada 3 cara untuk mensyukurinya: 1. Dengan hati. Kita mesti yakini bahwa kemerdekaan didapat berkat rahmat dan pertolongan ALLOH SWT. Tanpa rahmat dan pertolongan Allah swt, belum tentu kita mendapat kemerdekaan. Dan itu diakui oleh para pendiri negeri ini, se- bagaimana dituangkan dalam pembukaan UUD 1945. 2. Dengan lisan. Syukur jenis ini dengan mengucapkan hamdalah (Alhamdulillah). Syukur ini tidak saja dilakukan pada saat mendapat nikmat kemerdekaan, tapi setiap kali mendapat nikmat dan berkah dalam kehidupan sehari-hari. 3.Dengan anggota badan. Di sini, kita mesti memanfaatkan kemerdekaan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah.swt, Mengisi kemerdekaan dengan melakukan amalan-amalan sholeh yang mendatangkan rahmat Allah swt. Sehingga negeri ini senantiasa mendapat perlindungan - Nya. Hadirin sidang jumat rahimakumullah. Kalau kita kembali kepada sejarah Islam ,Tidak kurang dari 580 tahun terjadi penjajahan akidah. Bukan hanya akidah yang dijajah, tempatnya pun dijajah. Ka'bah yang digunakan untuk ibadah haji (mentauhidkan Allah) digunakan dan diambil alih oleh orang-orang Arab jahili dengan model ibadah haji yang penuh dengan kemusyrikan. Ka’bah dipenuhi dengan patung-patung-berhala. Untuk membebaskan Masjidil Haram dari berhala semacam Hubbal, Latta, Uzza dan Manat, Allah mengutus Nabi Muhammad saw. Allah berfirman : لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (ال عمران :164) “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah.Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Ali Imran: 164) Diutusnya Rasulullah Saw., dalam usia 40 tahun untuk membebaskan Masjidil Haram tidaklah mudah. Selama 13 tahun Rasulullah berada di kota Makkah menyaksikan patung-patung kemusyrikan memenuhi Ka’bah. Rasul pun hijrah ke madinah menyusun kekuatan. Tahun ke-1, ke-2, ke-4 sampai ke-7 H, Rasul belum mampu menundukkan orang musyrik yang menjajah Masjidil Haram, sampai Alquran menggambarkan Rasul beserta orang mu'min hampir merasa putus asa karena mereka tidak juga beriman. Tidak ada jalan lain kecuali menanti pertolongan Allah bagaimana cara memerdekakan Masjidil Haram. Alquran menggambarkan, Rasul dan orang-orang beriman digoncangkan jiwanya sehingga berkata, “Kapan pertolongan Allah itu datang?”. Rasul sangat menanti beserta orang-orang beriman kapan Masjidil Haram dapat merdeka. Pada tahun ke - 8 H. turunlah perintah Allah untuk merebut Masjidil Haram dan Ka'bah. Berangkatlah Rasulullah beserta 10.000 tentara dengan strategi perang obor. Setiap tentara membawa obor sebanyak-banyaknya. Lewat tengah malam Makkah dikepung dari segala arah dengan obor dinyala - kan. Melihat obor yang begitu banyak, Abu Sufyan ketua orang musyrik waktu itu merasa tak mungkin dapat melawan Islam. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke - 8 H. dengan tanpa perlawanan, tentara Rasul menaklukkan Makkah, merdekalah Masjidil Haram dari tangan orang musyrik. Kendati demikian akidah belumlah merdeka karena orang-orang musyrik masih bebas menyembah berhala di dalamnya. Tahun ke - 9 H. merupakan akhir dari peribadahan orang musyrik di Masjidil Haram. Atas perintah Nabi, Ali bin Abi Thalib membacakan pengumuman tentang kemerdekaan akidah, “Mulai tahun ini orang musyrik sudah tidak boleh lagi melaksana kan jenis peribadahan di Masjidil Haram.” Merdekalah akidah pada tahun ke-9 H. Lalu masuk Islamlah orang-orang dengan berduyun - duyun. Dengan demikian perjalanan akidah Islam tidaklah mulus tapi penuh dengan rintangan. Pada tahun ke -10 H (tahun wafatnya Rasulllah) beliau menerima wahyu, yang berisikan apa yang mesti dilakukan setelah merdeka. إذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ , وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا , فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا @ “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (Qs. An-Nashr [110]:3) Ketika kemerdekaan telah diraih, Allah memerintahkan untuk bertasbih, memuji Allah, beristighfar, dan bertaubat sebab tidak menutup kemungkinan selama memperjuangkan kemerdekaan banyak menyakiti orang, banyak kesalahan - kesalahan yang dilakukan. Selesailah tugas Rasulullah, maka Abu Bakar pun mengerti dan menangis karena dengan selesainya tugas berarti Rasul akan segera kembali kehadirat Allah. Pelajaran yang dapat kita petik dari sejarah Nabi dalam pembebasan Masjidil Haram tersebut adalah mensyukuri kemerdekaan itu hendaknya dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah dan berinstropeksi terhadap segala kesalahan dan dosa lalu bertaubat jangan mengulangi kesalahan terlebih menambah kekacauan. Jika mengsyukuri kemerdekaan dengan hura-hura dan dengan kemaksiatan serta dosa, bisa jadi seperti yang pernah dialami kaum mudhor yang digambarkan Allah dalam Alquran: وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ (النحل : 112 “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (Qs. An-Nahl [16]:112) Oleh karena itu marilah kita isi peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan ini, dengan kegiatan - kegiatan yang Positif, yang membuat Allah ridho kepada kita , dan jangan sampai baik dari pemerintah maupun masyarakat, menyelenggarakan kegiatan yang mendatangkan murka Allah swt. Dan semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba yang benar di dalam mengsyukuri segala ni'mat yang Allah berikan kepada kita. Amin ya Robbal ‘alamin. 


 جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّـاكُمْ مِنَ الْفَا ئِزِيْنَ الاَْمِنِيْنَ. وَاَدْخَلَنَـا وَاِيَّـاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَـادِهِ الصَّـالِحِـيْنَ. اَعُوْذُبِا اللهِ مِنَ الشَّيْطَانَ الرَّجِيْمِ. فَمَنْ تَابَ مِنْ بَعْدِ ظُلْمِهِ وَاَصْلَحَ فَاِنَّ اللهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ اِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَحِيْمٌ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَاَرْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُا الرَّاحِمِيْنَ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar