USAHA
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
BERBASIS PESANTREN MELALUI
BUDIDAYA
CABAI
PENDAHULUAN
Cabe atau lombok merupakan tanaman sayuran buah semusim dan termasuk jenis tanaman hortikultura (Rismunandar, 1984), yang diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai penyedap masakan dan penghangat badan. Dari hal tersebut lebih dikenal sebagai sayuran rempah atau bumbu dapur.
Produksi
nasional cabe rata rata setiap tahunnya adalah 217.351 ton (Hendro, 2002). Oleh
karena kebutuhan atau konsumsi yang semakin meningkat dan persebaran
produksinya tidak merata sepanjang tahun di seluruh daerah, maka menyebabkan
harga cabe tidak stabil dan tidak merata. Di suatu daerah harga cabe dapat
mencapai harga yang sangat tinggi dan di daerah lain sangat murah. Stabilitas
harga cabe di pasar sangat dirasa sulit, terutama bagi para petani. Misalnya
pada hari hari besar (hari raya) dan pada saat tanam (paceklik), harga cabe
melonjak sampai beberapa kali harga pada hari biasa. Tetapi sebalinya, pada
hari hari panen harganya merosot jauh dibawah rata rata harga pasar.
Pada bulan
oktober-desember dan februari-april harga cabe di beberapa kota besar pada
umumnya meningkat. Hal ini sesuai dengan kenyataan, pada bulan bulan tersebut
adalah musim hujan lebat. Sehingga tidak banyak orang bertanam cabe, akibatnya
hasil panen (persediaan) cabe rendah (paceklik), sedangkan permintaan
bertambah.
Penanaman cabe merah pada musim hujan merupakan penanaman diluar musim (off season) yang penuh resiko, karena tanaman cabe merah tidak tahan terhadap hujan lebat terus menerus. Akan tetapi cabe merah keriting cukup tahan menghadapi pukulan air hujan tersebut.
Penanaman cabe merah pada musim hujan merupakan penanaman diluar musim (off season) yang penuh resiko, karena tanaman cabe merah tidak tahan terhadap hujan lebat terus menerus. Akan tetapi cabe merah keriting cukup tahan menghadapi pukulan air hujan tersebut.
Cabe merupakan
tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum
sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke
negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.
Tanaman cabe
banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20
spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya
mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan
paprika.
Secara umum cabe
memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak,
Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C.
Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu.
Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu.
Cabai dapat
ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan
dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan
unsur, serangan hama dan penyakit, dll.
TUJUAN
Tujuan dari
kegiatan ini adalah ;
1.
Memulihkan
keberdayaan masyarakat/anggota sasaran.
2.
Menciptakan
lapangan kerja baru yang berbasis potensi lokal.
3.
Meningkatkan pendapatan / penghasilan
Anggota.
4.
Menggerakkan roda perekonomian
daerah.
5.
Mengelola
pemanfaatan lahan secara berkelanjutan
OUT
PUT (DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI)
Dengan
usaha kegiatan budi daya kedelai ini diharapkan mempunyai dampak positif
berupa:
1. Tergarapnya potensi dan sumber daya lokal untuk
dikembangkan menjadi kegiatan usaha yang produktif dan konstruktif.
2.
Kestabilan
lingkungan sosial dan keamanan karena masyarakat sasaran (anggota) mempunyai
lahan ekonomi secara mandiri.
PELUANG BISNIS
Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan cabe baik untuk rumah tangga maupun industri dan sejalan
dengan pertumbuhan penduduk dan pengembangan industri olahan, maka, peluang
pengembangan usaha agribisnis cabe sangat terbuka luas.
Usaha peningkatan
produksi cabe yang sekaligus meningkatkan pendapatan petani, dapat dilakukan
sejak budidaya sampai penanganan pasca panen yang baik dan benar. Salah satu
langkah terpenting dalam perbaikan teknik budidaya adalah pemilihan varietas
cabai hibrida yang akan dibudidayakan.
Konsumsi
rata-rata cabai untuk rumah tangga di Jawa adalah 5,937 gram/kapita/hari (2,2
kg/kapita/hari). Pemakaian di perkotaan sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan pedesaan (5,696 gram/kapita/hari untuk perkotaan dan 5,900 gram/kapita/hari
untuk pedesaan). DKI Jakarta (melalui Pasar Induk Keramat Jati) merupakan
daerah tujuan pasar tertinggi dibandingkan dengan propinsi lainnya di Jawa.
Jenis cabai yang banyak dikonsumsi di perkotaan adalah cabai merah, kemudian
cabai rawit dan hijau. Sedangkan pemakaian di pedesaan terbanyak adalah cabai
rawit, kemudian cabai merah dan hijau.
SYARAT
TUMBUH TANAMAN CABE
Pada umumnya cabe dapat
ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl. Cabe dapat
beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan
kelembaban yang tidak terlalu tinggi.
Tanaman cabe dapat ditanam
pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan
cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut
kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan
tidak ternaungi. pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7.
Tanaman cabe menghendaki pengairan yang cukup. Tetapi apabila jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri. Jika kekurangan air tanaman cabe dapat kurus, kerdil, layu dan mati. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.
Tanaman cabe menghendaki pengairan yang cukup. Tetapi apabila jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri. Jika kekurangan air tanaman cabe dapat kurus, kerdil, layu dan mati. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.
PEDOMAN
TEKNIS BUDIDAYA CABE
A. FASE PRATANAM
1. Pengolahan Lahan
- Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
- Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
- Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
- Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
- Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt)
-
Super Nasa : 1
btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air
tambahkan 200 cc larutan induk.
-
Atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 1
sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.
-
NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi
2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.
-
Campurkan GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2
bungkus ) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke
bedengan.
-
Bedengan ditutup mulsa plastik dan
dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).
2. Benih
-
Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet
Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
-
Biji direndam dengan POC NASA dosis
0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.
B. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)
1. Persiapan PersemaiaN
Arah persemaian
menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
2. Penyemaian
Biji cabai
diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk
kandang matang yang telah disaring
-
|
Semprot POC NASA dosis
1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS
|
-
|
Penyiraman dilakukan
setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban
|
3. Pengamatan Hama & Penyakit
a. Penyakit
Rebah semai (dumping off),
gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk, disebabkan oleh cendawan
Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang
dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan
penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10
liter air.
·
Embun bulu, ditandai adanya bercak
klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan
Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
·
Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan
bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas
setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang
dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.
b. H a m a
·
Kutu Daun Persik (Aphid sp.),
Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu
daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg
ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
·
Hama Thrip parvispinus, gejala
serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan
bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni
berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada
waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi
penyebaran.
·
Hama Tungau (Polyphagotarsonemus
latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke
bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga
tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras
itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip
C.
FASE TANAM
- Pemilihan Bibit
·
Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan
tumbuh mulus
·
Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur
21 - 30 hari)
- Cara Tanam
·
Waktu tanam pagi atau sore hari ,
bila panas terik ditunda.
·
Plastik polibag dilepas
·
Setelah penanaman selesai, tanaman
langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.
- Pengamatan Hama
·
Ulat Tanah (
Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda
dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah
disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu
dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
·
Ulat Grayak ( Spodoptera litura &
S. exigua ),
Ciri ulat yang
baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi
dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya
(seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan
daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar.
Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja.
Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang
digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
·
Bekicot/siput. Memakan tanaman,
terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan
buang ke luar areal.
D. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)
1.
Penyiraman dapat dilakukan dengan
pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
2.
Pemupukan lewat pengocoran dilakukan
seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran
pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1
tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang
umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500
: 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.
Kebutuhan total pupuk
makro 1000 m2 :
Jenis Pupuk
|
1 - 4 minggu (kg)
|
5 - 12 minggu
(kg) |
Urea
|
7
|
56
|
SP-36
|
7
|
28
|
KCl
|
7
|
28
|
Catatan :
-
Umur 1 - 4 mg 4
kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi)
-
Umur 5-12 mg 8
kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)
- Penyemprotan
POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20,
kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2
tutup/tangki.
- Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi
mulai umur 15 - 30 hr.
- Pengamatan Hama dan Penyakit
·
Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat
depan.
·
Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau
), lihat fase persemaian.
·
Penyakit Layu, disebabkan beberapa
jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman
layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan
untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
·
Penyakit Bercak
Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun
tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan
bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau
berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting
saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan
pada daun tua.
·
Lalat Buah
(Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi
keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya.
Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk
basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk,
kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif
Metil Eugenol 40 buah / ha
·
Penyakit Busuk
Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula
bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi
warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis
melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh
bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah
terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan
berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.
E. FASE PANEN DAN PASCA PANEN
1
Pemanenan
1.
Panen pertama
sekitar umur 60-75 hari
2.
Panen kedua dan
seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih
tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
3.
Setelah
pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan
perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph
2. Cara panen :
·
Buah dipanen
tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
·
Pemanenan yang
baik pagi hari setelah embun kering
·
Penyortiran
dilakukan sejak di lahan
·
Simpan ditempat
yang teduh
3.
Pengamatan Hama
& Penyakit
·
Pemberantasan
hama dan penyakit tanaman cabai merah di laksanakan secara teratur sesuai
dengan kondisi serangan hama dan penyakit
·
Pengendalian dengan cara penyemprotan
obat-obatan insektisida dan fungsida tertentu dapat dilakukan setelah tanaman
berumur lebih dari 20 hari setelah tanam.
·
Kumpulkan dan musnahkan buah yang
busuk / rusak
Rincian Biaya Tanam Cabe Merah
Jenis Tanaman : Cabe Merah
Luas Tanah : 20000 M2 atau 2 hektar
A.
|
Pengadaan Inventaris
|
|
|
|
- Cangkul 32 buah X @ Rp.
50.000,-
|
= Rp. 1.600.000,-
|
|
|
- Gembor 23 buah
X @ Rp. 25.000,-
|
= Rp. 575.000,-
|
|
|
- Timba 23 buah
X @ Rp. 10.000,-
|
= Rp. 230.000,-
|
|
|
- 8 Unit Knap sack
Sprayer x @ Rp. 360.000,-
|
= Rp. 2.880.000,-
|
|
|
- Kenco 400 M @ Rp. 750,-
|
= Rp. 300.000,-
|
|
|
- 32 Buah Sak/Karung @
Rp. 10.000,-
|
= Rp 320.000,-
|
= Rp 5.905.000,-
|
B.
|
Biaya
Pelaksanaan Selama 6 Bulan
|
|
|
1.
|
Pengadaan Bibit
Cabe Merah 67200 Bibit @ Rp. 750,
|
= Rp. 50.400.000,-
|
|
2.
|
Pupuk
|
|
|
|
- NPK 1600 Kg x
@ Rp. 2.300,-
|
= Rp. 3.680.000,-
|
|
|
- UREA 800 x Kg
@ Rp. 1.600,-
|
= Rp. 1.280.000,-
|
|
|
- SP-36 400 x Kg
@ Rp. 2.000,-
|
= Rp. 800.000,-
|
|
3.
|
Fungisida
|
|
|
|
- Decis 8 L
|
= Rp. 800.000,-
|
|
|
- Lanat 8 L
|
= Rp. 800.000,-
|
|
|
- Curacorn 8 L
|
= Rp. 1.000.000,-
|
= Rp 58.760.000,-
|
|
|
|
=
RP 64.665.000,-
|
PENDAPATAN
Panen
• Panen 1 = 400 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 4.000.000,-
• Panen 2 = 800 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 8.000.000,-
• Panen 3 = 1200 Kg X @ Rp. 10.000 = Rp. 12.000.000,-
• Panen 4 = 2400 Kg X @ Rp. 10.000, = Rp. 24.000.000,-
• Panen 5 = 3200 Kg X @ Rp. 10.000, = Rp. 32.000.000,-
• Panen 6 = 3600 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 36.000.000,-
• Panen 7 = 4000 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 40.000.000,-
• Panen 8 = 4000 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 40.000.000,-
• Panen 9 = 2800 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 28.000.000,-
• Panen 10 = 2800 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 28.000.000,-
• Panen 11 = 2400 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 24.000.000,-
• Panen 12 = 2400 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 24.000.000,-
• Panen 13 = 2400 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 24.000.000,-
• Panen 14 = 2000 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 20.000.000,-
• Panen 15 = 2000 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 20.000.000,-
• Panen 16 = 2000 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 20.000.000,-
• Panen 17 = 1600 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 16.000.000,-
• Panen 18 = 1600 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 16.000.000,-
• Panen 19 = 1600 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 16.000.000,-
• Panen 20 = 1200 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 12.000.000,- +
Panen
• Panen 1 = 400 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 4.000.000,-
• Panen 2 = 800 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 8.000.000,-
• Panen 3 = 1200 Kg X @ Rp. 10.000 = Rp. 12.000.000,-
• Panen 4 = 2400 Kg X @ Rp. 10.000, = Rp. 24.000.000,-
• Panen 5 = 3200 Kg X @ Rp. 10.000, = Rp. 32.000.000,-
• Panen 6 = 3600 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 36.000.000,-
• Panen 7 = 4000 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 40.000.000,-
• Panen 8 = 4000 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 40.000.000,-
• Panen 9 = 2800 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 28.000.000,-
• Panen 10 = 2800 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 28.000.000,-
• Panen 11 = 2400 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 24.000.000,-
• Panen 12 = 2400 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 24.000.000,-
• Panen 13 = 2400 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 24.000.000,-
• Panen 14 = 2000 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 20.000.000,-
• Panen 15 = 2000 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 20.000.000,-
• Panen 16 = 2000 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 20.000.000,-
• Panen 17 = 1600 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 16.000.000,-
• Panen 18 = 1600 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 16.000.000,-
• Panen 19 = 1600 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 16.000.000,-
• Panen 20 = 1200 Kg X @ Rp. 10.000,- = Rp. 12.000.000,- +
JUMLAH
= Rp. 444.000.000,-
R/L = Pendapatan – Biaya
= Rp. 444.000.000 - Rp. 64.665.000
= Rp. 379.335.000,-
PENUTUP
Keberhasilan suatu proses pencapaian
tujuan akan tidak memiliki makna apabila tidak adanya tindak lanjut atas upaya
pencapaian tersebut. Oleh karena itu Madrasah.................. Desa ...................... melalui Lembaga Mandiri yang Mengakar
Dimasyarakat (LM3) sebagai salah satu upaya peningkatan ekonomi kerakyatan
dalam proses ke arah tersebut masyarakat yang bergabung dalam sekitar
lingkungan yayasan akan senantiasa terus
melakukan pembenahan-pembenahan dengan mempertahankan yang sudah berjalan baik
serta meningkatkan agar bisa menjadi lebih baik lagi sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Demikian proposal ini disampaikan
pada Kementrian Pertanian Republik Indonesia untuk dijadikan bahan
pertimbangan. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Indramayu, ............................
|
||
Pengurus Madrasah .............................
|
||
|
|
|
......................................
|
|
.........................................
|
Ketua
|
|
Sekretaris
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar